Batman Begins - Help Select

Minggu, 18 Januari 2015

Geopark Ciletuh 'Tersembunyi' di Selatan Sukabumi


Geopark Ciletuh 'Tersembunyi' di Selatan Sukabumi
Foto Ciletuh geopark dapet jepretan kang Dedi Suhendra
Ini Sukabumi - Di Ciletuh inilah, terdapat kelompok bebatuan berumur paling tua di Pulau Jawa. Keberadaan taman bumi (geopark) menjadikan daerah ini sangat unik dan langka secara geologi.
Selain di tempat ini, masih ada dua tempat serupa di Pulau Jawa. Yakni di Karangsambung, Kebumen yang telah diresmikan sebagai cagar alam geologi serta di Bayat, Klaten, Jawa Tengah.
Batuan yang tersingkap di permukaan Ciletuh memperlihatkan pemandangan yang sangat eksotis, baik dari segi komposisi batuannya maupun dari segi alamnya. Ini menjadikan Ciletuh sangat unik dan menarik buat dikunjungi dan dipelajari.
Gugus batuan di sini yaitu batuan bancuh yang berumur pra-tersier atau zaman kapur sekitar 55 juta hingga 65 juta tahun lalu, kandungan fosil, proses, dan bentang alam, serta proses geotektonik yang jarang ditemukan. Semua itu merupakan bukti proses alam khususnya geologi yang dapat diunggulkan dan dibanggakan Provinsi Jabar.
Geopark Ciletuh ini memiliki karakteristik yang khas, unik, sekaligus langka. Kawasan ini memperlihatkan dua penggalan kerak bumi yang berbeda sifatnya karena tersusun dari batuan yang berasal dari lempeng samudera dan lempeng benua. Adapun singkapan batuan atau fenomena lainnya dapat ditemukan di daerah komplek Gunung Beas, Gunung Badak, dan Gunung Citireun.
Pada akhir pekan lalu, Bio Farma bersama Paguyuban Alam Pakidulan Sukabumi (Papsi) dan Wakil Gubernur Jabar Deddy Mizwar memperkenalkan keunikan dan keunggulan Geopark Ciletuh.
Direktur Utama Bio Farma Iskandar mengatakan, kawasan ini memiliki potensi wisata geologi yang unik dan eksotik. Bio Farma, katanya, memiliki desa binaan baru di kawasan ini, yakni Desa Tamanjaya, Kecamatan Ciemas.
Dia menilai kawasan Ciletuh sangat penting sebagai lokasi untuk mempelajari ilmu geologi, khususnya aspek tektonik, petrologi, stratigrafi, mikropaleontologi, dan geomorfologi. Selain itu, Geopark Cilteuh juga memiliki masyarakat yang masih mempertahankan budaya dan kearifan lokal.
Batu Unik dan Curug Tersebar di Geopark Ciletuh

“Untuk itulah Bio Farma bersama Pemprov Jabar dan komunitas Papsi berinisiatif mengembangkan Kawasan Ciletuh menjadi kawasan percontohan untuk kelengkapan wisata geologi di Jawa Barat,” paparnya.
Kawasan Ciletuh berjarak sekitar 135 km Dari Kota Sukabumi. Kontur jalan yang naik turun, menikung, ditambah sempitnya jalan dan kerusakan di sejumlah titik, membuat waktu tempuh dari Kota Sukabumi ke Ciletuh baru dapat dicapai sekitar enam jam.
Namun, perjalanan panjang itu akan terbayarkan saat kita sudah tiba di kawasan tersebut. Teluk Ciletuh, Pulau Mandra dan keindahan alam lainnya, berupa batu-batu tua dan air terjun, seolah-olah menjadi obat penghilang lelah.
Ketua Paguyuban Alam Pakidulan Sukabumi (Papsi) Endang Sutisna memaparkan, di Ciletuh para wisatawan bisa melihat batu dengan relief menyerupai batik. Relief di batu yang berusia jutaan tahun lalu itu, kata Endang, merupakan hasil buatan alam.
Selain itu, lanjutnya, ada Batu Kasur yang berbentuk menyerupai kasur, Batu Jendela yang berbentuk menyerupai jendela, dan Batu Haok yang bisa memantulkan bunyi ketika kita berteriak.
Keindahan alam di wilayah itu, dilengkapi dengan masih adanya banteng khas Sukabumi bagian selatan. Meski makin jarang dijumpai, Endang meyakinkan kalau banteng itu masih hidup di Ciletuh.
“Yang menarik bagi wisatawan, di daerah sini juga ada sejumlah air terjun, misalnya Curug Awang plus gua yang banyak burung waletnya, Curug Tengah yang memiliki dua undak air terjun pendek, dan Curug Puncakmanik yang memiliki tinggi 100 meter,” jelasnya, Minggu (15/9).
Geopark Ciletuh meliputi sejumlah desa, seperti Tamanjaya, Ciwaru, Mekarsari, Mandrajaya, dan Sidamulya Kecamatan Ciemas Kabupaten Sukabumi. Selain warga Sukabumi dan sekitarnya, Endang mengemukakan wisatawan dari Bandung dan Jakarta juga kerap mengunjungi Ciletuh. Selain itu, sejumlah akademisi pun kerap datang untuk melakukan penelitian di kawasan ini.
Dia berharap, Geopark Ciletuh bisa semakin dikenal dan menjadi salah satu Taman Bumi yang dilindungi. Dengan begitu, lanjut Endang, kawasan ini bisa menjadi salah satu andalan wisata alam bagi Sukabumi, atau Jawa Barat.
“Untuk meningkatkan kunjungan wisata ke daerah ini sejumlah aspek memang perlu pembenahan, seperti kondisi alam yang saat ini coba kami tingkatkan dengan penghijauan. Selain itu, akses jalan menuju ke Ciletuh juga harus menjadi perhatian,” harapnya.[jul]
Sumber : inilahkoran

0 komentar:

Posting Komentar

Berkomentar dengan sopan dan bijaksana

About Me

« »
« »
« »
Get this widget

widgets
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More